HAKEKAT TURUNNYA PERINTAH WUDHU DAN CORONA

Oleh: Pungki Harmoko

Ada yang unik dari turunnya perintah wudhu. wudhu diperintahkan saat Rasulullah shallallahu alaihi wasallam berada di Madinah pada tahun ke-2 Hijriyah. Turunnya perintah wudhu ada di surat al-maidah ayat 16:

Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:

يَهْدِى بِهِ اللَّهُ مَنِ اتَّبَعَ رِضْوٰنَهُۥ سُبُلَ السَّلٰمِ وَيُخْرِجُهُمْ مِّنَ الظُّلُمٰتِ إِلَى النُّورِ بِإِذْنِهِۦ وَيَهْدِيهِمْ إِلٰى صِرٰطٍ مُّسْتَقِيمٍ

“dengan Kitab itulah Allah memberi petunjuk kepada orang yang mengikuti keridaan-Nya ke jalan keselamatan, dan (dengan Kitab itu pula) Allah mengeluarkan orang itu dari gelap gulita kepada cahaya dengan izin-Nya dan menunjukkan ke jalan yang lurus.”
(QS. Al-Ma’idah 5: Ayat 16)

Sedangkan perintah salat turun ketika Rasulullah shallallahu alaihi wasallam berada di Mekah pada tahun ke-10 kenabian (621 M). Ditandai dengan dipindahkannya nya yang tercantum di dalam Alquran surat al-isra ayat 1:
Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:

سُبْحٰنَ الَّذِىٓ أَسْرٰى بِعَبْدِهِۦ لَيْلًا مِّنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ إِلَى الْمَسْجِدِ الْأَقْصَا الَّذِى بٰرَكْنَا حَوْلَهُۥ لِنُرِيَهُۥ مِنْ ءَايٰتِنَآ  ۚ إِنَّهُۥ هُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُ

“Maha Suci (Allah), yang telah memperjalankan hamba-Nya (Muhammad) pada malam hari dari Masjidilharam ke Masjidilaqsa yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar, Maha Melihat.”
(QS. Al-Isra’ 17: Ayat 1)

Jika perintah yang diturunkan Allah subhanahu wa ta’ala berdasarkan mana yang lebih dahulu maka seharusnya salat dulu baru wudhu. Namun dalam ritual yang kita lakukan adalah wudhu dahulu baru kemudian salat. Tentu ada hakikat yang tersembunyi yang Allah ingin kita mengkajinya lebih dalam. Tidaklah mungkin Allah menurunkan sesuatu tanpa ada maksud. Tinggal bagaimana kita apakah mau mencari hakekat yang Allah maksudkan tersebut.
.
Kita maju ke abad ke-21. Di tahun 2020 terjadi wabah covid-19 yang menyebar ke seluruh dunia.

Kasus Covid-19 di Indonesia terus bertambah. Hingga Minggu (7/6/2020), tercatat ada 31.186 kasus infeksi virus corona di seluruh Indonesia.

Dari jumlah itu, sebanyak 1.851 orang meninggal dunia, 10.498 orang sembuh, dan lebih dari 18.000 orang masih menjalani perawatan.

Dalam berwudhu, diawali dengan niat, membasuh tangan 3 kali sambil membaca basmallah, berkumur-kumur, membersihkan Lubang Hidung
membilas seluruh wajah, membilas kedua tangan sebanyak 3 kali. Dimulai dari tangan sebelah kanan dahulu, baru dilanjutkan tangan kiri, mengusapkan kepala dari depan hingga ke belakang sebanyak satu kali, membersihkan kedua daun telinga, dilakukan secara bersamaan antara kanan dengan kiri, membasuh kedua kaki hingga di atas mata kaki sebanyak 3 kali. Dimulai dari kaki bagian kanan terlebih dahulu, baru kaki kiri.

Pentingnya wudhu dalam ritual salat sehingga menjadikan wudhu sebagai salah satu syarat sah salat. Yakni suci dari hadats dan najis. Dengan kata lain, syariat mengajak manusia untuk selalu menjaga kebersihan sebelum melakukan aktivitas. Jika wudhu batal saat salat, maka siapapun (imam ataupun makmum), wajib untuk mengambil wudhu kembali.

Dari Rasulullah SAW bersabda: “Salat salah seorang di antara kalian tidak akan diterima apabila ia berhadas hingga ia berwudhu.” Hadits riwayat Abu Hurairah.

Mengapa begitu banyak korban. Padahal di Indonesia mayoritas penduduknya muslim. Pasti ada yang terlupa. Andai saja kita memahami hakikat turunnya perintah wudhu. Yaitu selalu bersih-bersih (wudhu) sebelum melakukan aktivitas (sholat). Cuci tangan sebelum makan cuci kaki sebelum masuk ke rumah dan sebagainya. Perhatikan tradisi orang tua kita zaman dahulu. Mereka menyediakan kendi di depan rumah agar siapapun yang bertamu mencuci kaki dan tangan sebelum masuk ke dalam rumah. Ya, Allah subhanahu wa ta’ala sedang mengingatkan kita lewat wabah covid 19 untuk selalu menjaga kebersihan.

Semoga kita semua dapat mengambil hikmahnya. Aamiin Allahumma Aamiin